Jalan-Jalan ke Jepang Ep.4 – Akhirnya Mendarat di Tokyo, Jepang

Jalan-Jalan ke Jepang Ep.4 – Akhirnya Mendarat di Tokyo, Jepang

* ingin membaca episode lainnya? Lihat seri Jalan-Jalan ke Jepang

Sudah 4 bulan sejak saya ke Jepang di bulan Maret lalu dan baru sekarang lanjut lagi ngebuat artikelnya XD Awalnya ingin saya langsung buat artikelnya waktu itu tapi masih belum bisa move on dari Jepang dan takut rasa kangen jadi terlalu memuncak.

Saya tiba di Tokyo melalui Haneda Airport setelah sekitar 10 jam perjalanan dengan pesawat Garuda. Airport-nya sangat bagus dan agak mirip interiornya dengan Changi Airport. Hal pertama yang saya lakukan: mengecek toiletnya Jepang yang kabarnya canggih. Dan benar saja toilet yang saya temukan sangat canggih dengan berbagai macam tombol.

Haneda Airport
Haneda Airport International Terminal by toshinori baba – 投稿者が撮影. Licensed under Public Domain via Wikimedia Commons.

Dari airport, saya berencana ke hostel saya dengan menggunakan kereta. Langsung saya mencari counter yang menjual kartu Pasmo agar tidak ribet ketika menggunakan kereta di Tokyo. Kartu Pasmo ini fungsinya mirip dengan kartu BCA Flazz atau Mandiri e-Money, kita tinggal top up kartunya dan dapat menggunakannya untuk kereta, bis, bahkan hingga vending machine di Tokyo.

Berbekal kartu Pasmo dan aplikasi Japan Trains di Android, saya sukses tidak nyasar naik kereta dan irit harga tiketnya. Kedua barang ini adalah sahabat saya ketika bepergian di Tokyo. Untuk aplikasi Japan Trains ini menurut saya adalah satu-satunya aplikasi Android seputar rute kereta di Jepang yang paling lengkap dan tersedia pula dalam bahasa Inggris.

Walapun saya sukses tidak nyasar menggunakan kereta, saya sempat kebingungan ketika transit di stasiun Tokyo untuk menuju stasiun dekat hostel yang saya tuju. Ternyata stasiun Tokyo jauh lebih besar dan ramai daripada stasiun kereta yang sering saya datangi di Indonesia. Stasiun Gambir saja yang cukup besar peronnya hanya sedikit, di stasiun Tokyo peronnya mencapai hampir 20 setahu saya.

Orang-orang di stasiun Tokyo berlalu lalang dengan cepat sehingga membuat saya agak siwer. Di tambah lagi saya masih belum familiar dengan petunjuk seputar peron keretanya. Karena takut nyasar salah naik peron, saya pun memberanikan diri bertanya ke petugas stasiun yang sedang santai di peron. Dengan bahasa Jepang ala kadarnya dan tampang petugas stasiun yang merengut mencoba untuk mengerti saya, sang petugas stasiun akhirnya mengerti dan dengan baik hati mengarahkan saya ke peron yang harusnya saya datangi.

Dari situ saya akhirnya tiba di stasiun yang saya tuju, stasiun Minami-senju. Tantangan saya selanjutnya adalah mencari hostel saya. Kesalahan fatal saya adalah tidak menyimpan data lokasi hostel ketika saya memiliki akses Internet di airport dan ponsel saya belum diaktifkan internetnya.

Otomatis saya bingung harus ke mana, saya coba bolak balik mutar muter ke sana kemari hingga sejam lebih dan tetap saya tidak dapat menemukan hostel saya. Saya kembali nyerah jika harus sendiri dan memutuskan untuk meminta bantuan petunjuk arah ke orang Jepang.

Saya ingat pernah membaca bahwa orang Jepang biasanya sangat membantu jika ada turis yang kesulitan mencari tempat dan ternyata ini benar. Kembali dengan bahasa Jepang ala kadarnya saya memberanikan diri bertanya ke seorang ibu-ibu yang sedang terlihat santai. Ibu-ibu tersebut ternyata bingung juga di mana lokasi hostel saya, mungkin juga karena saya salah nanyanya dalam bahasa Jepang XD

Saya kemudian diarahkan ke seorang ibu yang lain. Ibu-ibu yang terakhir ini ternyata sangat niat membantu saya, ia mau ikut turut jalan kaki mencari hostel saya berbekal kertas yang berisi alamat hostel. Setelah beberapa saat mencari-cari, akhirnya saya menemukan hostelnya. Saya pun langsung mengucapkan arigatou gozaimasu, salah satu bahasa Jepang yang paling saya hapal.

Sampai hostel, karena saya sudah terlalu bersemangat untuk langsung menyusuri kota Tokyo. Saya pun tidak pakai lama beristirahat, numpang mandi sebentar, dan langsung berjalan kaki menyusuri kota Tokyo.

Saya berjalan kaki menyusuri Sumida Park, Asakusa, Senso-ji, Akihabara, dan Ueno Park. Karena saya salah satu penganut kalo jalan-jalan itu bagusnya sebisa mungkin dengan jalan kaki, berjam-jam tidak terasa saya sudah menikmati sebagian kota tokyo.

Saya awalanya terkesima dengan suasana di Asakusa dan Senso-ji walaupun nampaknya Senso-ji diarahkan untuk menjadi perangkap turis. Di Akihabara saya sedikit agak kecewa karena ternyata tidak se-“anime” yang saya bayangkan. Saya tadinya mengira akan langsung dapat menemukan banyak cosplayer, ternyata tidak. Ada beberapa barang-barang tentang anime namun tidak se-wah yang saya bayangkan. mungkin ekspektasi saya yang terlalu besar. Namun yang paling mencolok adalah banyaknya “maid” bertebaran di Akihabara dan sepertinya mereka rajin mengejar para turis, ntah menawarkan jasa apa.

Sumida ParkSumida Park, taman kecil dengan jejeran pohon sakura di sisi sungai Sumida. Sekarang mungkin tidak terlihat begitu menarik, namun tunggu saja ketika bunga sakura mulai berkembang.

Asakusa
Sungai Sumida di seberang Asakusa, sungainya gede banget dan kalo malem banyak kapal dengan lampu kelap kelip yang kayaknya kapal restoran.

Senso-jiKuil Senso-ji yang terkenal itu tuh. Kuilnya menarik namun sangat ramai.

Area Jajanan di Senso-jiTempat jajanan di sekitar kuil Senso-ji. Banyak jajanan yang menarik yang bisa bikin dompet cepat kering.

AkihabaraAda Gundam Cafe di Akihabara daerah ini, namun saya gak sempat untuk mampir ke cafe-nya.

* artikel ini adalah bagian dari seri Jalan-Jalan ke Jepang

4 thoughts on “Jalan-Jalan ke Jepang Ep.4 – Akhirnya Mendarat di Tokyo, Jepang

Leave a Reply to Jahe Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.