Mendaki gunung Takao adalah salah satu yang paling saya suka ketika saya di Tokyo. Gunung suci ini memiliki banyak jalur pendakian mulai dari jalur untuk pemula hingga jalur yang agak menantang fisik dan kehati-hatian. Bagi yang senang hiking atau yang ingin melepas penat dari padatnya kota Tokyo, gunung ini wajib dikunjungi.
Awalnya, saya bersemangat sekali ketika mengetahui bahwa jadwal jalan-jalan saya di Jepang berbarengan dengan diselenggarakannya festival AnimeJapan 2015, festival anime yang kabarnya adalah festival anime terbesar di Jepang dan bahkan di dunia. AnimeJapan layaknya tanah suci bagi para penggemar anime dunia.
Saya tiba di Tokyo melalui Haneda Airport setelah sekitar 10 jam perjalanan dengan pesawat Garuda. Airport-nya sangat bagus dan agak mirip interiornya dengan Changi Airport. Hal pertama yang saya lakukan: mengecek toiletnya Jepang yang kabarnya canggih. Dan benar saja toilet yang saya temukan sangat canggih dengan berbagai macam tombol.
Mengurus pesawat sudah, visa sudah, dan saya tinggal bersiap siap ke Jepang dan semoga tidak ada halangan nantinya untuk ke sana. Untuk urusan persiapan perjalanan, saya tipikal orang yang lebih senang merencanakan perjalanan dengan cukup detail dan memasukkan beberapa waktu bebas tanpa rencana perjalanan.
Selesai membeli tiket pesawat ke Jepang, saya langsung berburu informasi tentang gimana caranya membuat visa Jepang. Sebetulnya saya salah satu orang yang agak malas mengurus visa karena harus bolak balik ke Jakarta XD, tapi untungnya ngebuat visa Jepang nggak repot dan cepat.
Pergi jalan-jalan ke Jepang itu salah satu impian saya sejak kecil, alasannya sederhana: karena saya sejak kecil sudah “dicuci otak” dengan produk-produk buatan jepang mulai dari musik, film, game, anime, hingga manga.
Sebelumnya, untuk mencatat keuangan perusahaan saya menggunakan Microsoft Excel. Namun sejalan dengan perkembangan perusahaan, mencatat keuangan perusahaan menggunakan Excel itu semakin membuat puyeng dan apalagi semenjak perusahaan saya berubah status menjadi PT tentu harus membuat laporan keuangan yang formal. Nah, ditambah udah ngebet banget akhirnya saya cari-cari aplikasi yang bisa membantu saya untuk mencatat keuangan dan membuat laporan keuangan perusahaan saya. Akhirnya setelah mencari berjam-jam, dapet juga yang cocok dengan saya plus gratis pula :D Nama aplikasinya GnuCash.
Entah apa ini saya saja atau memang sudah umum, menurut saya sepertinya orang lebih memperhatikan aspek fisik daripada aspek psikologis. Contohnya seperti ini, orang ditonjok dan ia merasa sakit akan lebih banyak mendapatkan perhatian daripada orang yang diledek karena kekurangannya. Padahal menurut saya kedua hal tersebut sama-sama perlu diperhatikan.